KENALI SEJAK DINI ADHD (ATTENTION DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER) PADA ANAK
Kenali Sejak Dini ADHD Pada Anak - Seringkali kita berhadapan dengan anak-anak yang sangat aktif
dan tidak berhenti bergerak, dan emosi kita pun diuji untuk mampu menenangkan
mereka dengan sabar. Jika kita melihat kondisi anak yang sulit berkonsentrasi,
kemungkinan besar anak ini mengalami gangguan AttentionDeficit and Hyperactivity Disorder (ADHD).
ADHD merupakan gangguan perkembangan dalam
peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas anak-anak
yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Hal ini ditandai dengan berbagai
keluhan perasaan gelisah, tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan
selalu meninggalkan keadaan yang tetap seperti sedang duduk, atau sedang
berdiri.
Beberapa kriteria yang lain sering digunakan adalah suka meletup-letup, aktivitas berlebihan, dan suka membuat keributan.
Beberapa kriteria yang lain sering digunakan adalah suka meletup-letup, aktivitas berlebihan, dan suka membuat keributan.
Kasus ADHD bertambah 3% setiap tahunnya dalam jangka
waktu 10 tahun ini. Kira-kira 16% anak-anak di Amerika Serikat memiliki gagguan
perkembangan dan meningkat tiap tahunnya. Di negara Inggris sendiri peningkatan
kasus ADHD lebih rendah dari Amerika Serikat yaitu hanya bertambah 1% setiap
tahunnya. Di Indonesia sendiri jumlah peningkatan kasusnya belum bisa diketahui
karena peningkatan jumlah kasusnya sangat bervariasi di setiap daerah.
Lalu bagaimana cara orangtua untuk mengenali gangguan ADHD
pada anak? Secara umum, anak mudah terganggu dengan gerakan atau suara yang
tidak relevan. Anak tidak mampu memberi perhatian pada detil dan cenderung ceroboh.
Selain itu, anak kurang mampu mengikuti instruksi dengan tuntas dan tepat.
Apa lagi? Anak sering kali menghilangkan atau tidak mampu
mengingat benda-benda kecil, seperti mainan, pensil, buku, atau benda penting
lain. Jika beberapa ciri tersebut terlihat pada anak dan perilakunya berbeda
dengan anak lain seusianya, sebaiknya dibawa ke ahli.
ADHD sulit dikenali pada anak usia kurang dari 3 tahun. Meski
begitu, pada usia-usia awal, gejala yang bisa terlihat adalah ia memiliki
temperamen yang sulit, menunjukkan aktivitas berlebih, pola tidur buruk,
iritabel, sulit untuk ditenangkan (saat menangis), serta kemampuan mengontrol
diri lebih lambat terbentuk. Kebanyakan dari anak-anak yang mengalami gangguan
ini adalah anak-anak berjenis kelamin laki-laki.
Di masa sekolah, anak terlihat lebih rentan terhadap masalah
akademis, perkembangan kemampuan mengendalikan diri lebih lambat daripada teman
sebaya, dan juga masalah dengan perhatian terhadap detil. Anak menunjukkan
toleransi terhadap frustrasi yang rendah. Tampak ingin cepat selesai,
tidak tekun dan kecenderungan untuk mengalami kecelakaan dalam perilaku.
Penelitian menunjukkan, beberapa penyebab ADHD adalah kelainan pada struktur otak (aktivitas pada lobus temporal yang lebih kecil dan masalah neurotransmitter) dan genetik (50% anak ADHD memiliki orang tua dengan masalah yang sama).
Penelitian menunjukkan, beberapa penyebab ADHD adalah kelainan pada struktur otak (aktivitas pada lobus temporal yang lebih kecil dan masalah neurotransmitter) dan genetik (50% anak ADHD memiliki orang tua dengan masalah yang sama).
Setelah mengetahui gangguan ADHD pada anak, maka orangtua
wajib melakukan terapi perilaku pada anak. Hal ini sangat bermanfaat pada anak
agar gangguan ADHD bisa dihilangkan sebelum anak tumbuh ke usia remaja. American
Academy of Pediatrics menempatkan
terapi perilaku sebagai pilihan utama untuk menangani kasus ADHD sebelum
penggunaan terapi obat-obatan. Terapi tingkah laku tersebut perlu dilakukan
secara terus-menerus dan konsisten. Peran orang tua dan guru sekolah menjadi
penting dalam hal ini.
Salah satu bentuk
terapi tingkah laku adalah dengan memberi penghargaan apabila si anak mampu
berperilaku sesuai harapan. Contohnya, membuatkan makanan kesukaannya jika berhasil
belajar di meja selama 30 menit. Metode untuk berkomunikasi dengan anak juga
perlu diperhatikan, gunakan kalimat yang sederhana dan jelas, seperti:
“Sekarang belajar dulu ya” daripada “Kenapa kamu tidak belajar?”. Rasa aman
sangat penting bagi anak dengan masalah ADHD.
Solusi terakhir untuk kasus ADHD yang sudah cukup
berat adalah dengan terapi yang menggunakan obat-obatan. Obat-obatan digunakan
sebagai stimulan untuk menyeimbangkan beberapa neurotransmitter dalam otak, tentunya atas konsultasi dokter
spesialis kesehatan jiwa. Pengobatan memang diketahui membantu menghasilkan
hasil terapi yang lebih baik. Namun, perlu diketahui karena sifatnya sebagai
stimulan, sejumlah efek samping dapat terjadi, seperti mulut kering, radang
hati, mengantuk, dan halusinasi.
0 komentar: