WAJAH PENDIDIKAN INDONESIA
Wajah Pendidikan Indonesia - Sekolah sebagai pembentuk keberhasilan anak bangsa. Sekolah yang berkualitas merupakan salah satu yang dapat menjamin mutu pendidikan. Mutu pendidikan ditentukan oleh guru yang professional dan kreatif. Mutu pendidikan adalah derajat keunggulan dalam pengelolalaan pendidikan secara efektif dan efisien utnuk melahirkan keunggulan akademis dan ekstra kulikuler pada peserta didik yang dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan atau menyelesaikan pembelajaran tertentu (Suriati, 2011).
Peran
pemerintah sangat kuat dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Akan
tetapi peran pemerintah yang sangat kuat ini belum dapat dijalankan secara
maksimal oleh pemerintah. Bisa dilihat dari pengembangan yang dilakukan
pemerintah yang belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Padahal untuk kualitas
Sumber Daya Manusia sebenarnya Indonesia memiliki banyak bibit yang sangat
potensial. Hal ini dapat dibuktikan dari banyaknya anak bangsa yang menjuarai
berbagai Olimpiade berskala Nasional maupun Internasional setiap tahunnya.
Selain
itu, masalah yang akhir-akhir ini menjadi sorotan masyarakat adalah mengenai
penerapan kurikulum. Penerapan kurikulum yang sering berganti seolah-olah hanya
usaha pemerintah untuk meningkat kualitas pendidikan secara instant. Seharusnya pergantian kurikulum
seharusnya dilakukan dalam jangka waktu tertentu untuk kemudian dilakukan
evaluasi terhadap penerapan kurikulum tersebut.
Contohnya
saat sekarang ini pemerintah sedang gencar-gencarnya menerapkan kurikulum 2013
yang sebelumnya masih memakai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP
2006. Kurikulum 2013 ini bertujuan untuk pembentukan karakter para siswa.
Selain memiliki tujuan itu, kurikulum 2013 lebih menekankan pada dimensi
pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.
Pendekatan ilmiah (scientific approach) meliputi
mengamati, mananya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta
untuk semua maata pelajaran.
Tetapi
apa yang terjadi pada pergantian kurikulum ini? Sama seperti sebelumnya
pemerintah kembali kewalahan. Pergantian kurikulum 2013 dari KTSP2006 membuat
para siswa kaget dan mengalami kebingungan karena mengalami perubahan yang
terlalu drastis, dan dalam proses adaptasinya pun mereka akan mengalami banyak kesulitan,
bahkan para siswa di beberapa sekolah belajar tanpa menggunakan buku cetak
karena pemerintah masih belum siap untuk mempersiapkan materi yang berbeda dari
KTSP2006. Oleh karena itu walaupun pemerintah sudah menerapkan kurikulum 2013
di setiap sekolah, tetapi banyak dari sekolah masih menggunakan materi dari
KTSP2006. Sehingga bukannya meningkatkan kualitas dari para siswa, hal ini
justru membebani mereka.
Perubahan
dalam sistem pendidikan ini memang memerlukan kerjasama dari banyak pihak,
mulai dari pemerintah, orangtua, pihak sekolah, guru, dan juga lingkungan.
Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di bidang pendidikan hendaknya
mulai mengutamanakan fungsi dari penerapan kurikulum tersebut. Pergantian
kurikulum secara berkala sangat penting mengingat dibutuhkannya peningkatan
kualitas pendidikan di suatu negara.
Selain
pergantian kurikulum tersebut, masalah lain yang menjadi sorotan dalam dunia
pendidikan kita yaitu nilai standar kelulusan yang meningkat setiap tahunnya
yang juga dianggap mampu meningkatkan kualitas mutu pendidikan, akan tetapi hal
ini malah memunculkan masalah baru yang justru memperburuk citra pendidikan
kita. Peningkatan standar kelulusan setiap tahunnya membuat para sekolah
kebingungan untuk memenuhi tuntuan pemerintah hingga mau tidak mau menghalalkan
berbagai cara untuk mengejar peningkatan standar kelulusan tersebut. Akibatnya
kecurangan sering terjadi pada saat ujian akhir nasional karena
mempertimbangkan harus mendapatkan hasil ujian akhir yang bagus untuk dapat melanjutkan
ke jenjang yang lebih tinggi.
Hal
ini menjadikan pendidikan Indonesia tidak terfokus yang menyebabkan pendidikan
di Indonesia kurang membentuk kepribadian akdemis yang utuh. Padahal
kepribadian akademis sangat penting dimiliki oleh para siswa yang akan
menguasai ilmu pendidikan. Kepribadian akademis ini sangat mampu membedakan
pelaku pendidikan dengan masyarakat umum lainnya.
Maka
dari itu untuk mendapatkan kepribadian akademis yang utuh dibutuhkan peran
semua elemen yang dapat bekerjsama dalam mendukung para siswa untuk bisa
berkembang secara maksimal, dan harapannya agar bangsa Indonesia bisa menjadi
bangsa yang mampu bersaing di dunia Internasional bukan sekedar harapan kosong
dan dapat terwujud suatu saat ini.
0 komentar: