KENALI SEJAK DINI ADHD (ATTENTION DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER) PADA ANAK

21.40 Unknown 0 Comments

Kenali Sejak Dini ADHD Pada Anak - Seringkali kita berhadapan dengan anak-anak yang sangat aktif dan tidak berhenti bergerak, dan emosi kita pun diuji untuk mampu menenangkan mereka dengan sabar. Jika kita melihat kondisi anak yang sulit berkonsentrasi, kemungkinan besar anak ini mengalami gangguan AttentionDeficit and Hyperactivity Disorder (ADHD).




ADHD merupakan gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Hal ini ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu meninggalkan keadaan yang tetap seperti sedang duduk, atau sedang berdiri.
Beberapa kriteria yang lain sering digunakan adalah suka meletup-letup, aktivitas berlebihan, dan suka membuat keributan.

Kasus ADHD bertambah 3% setiap tahunnya dalam jangka waktu 10 tahun ini. Kira-kira 16% anak-anak di Amerika Serikat memiliki gagguan perkembangan dan meningkat tiap tahunnya. Di negara Inggris sendiri peningkatan kasus ADHD lebih rendah dari Amerika Serikat yaitu hanya bertambah 1% setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri jumlah peningkatan kasusnya belum bisa diketahui karena peningkatan jumlah kasusnya sangat bervariasi di setiap daerah.

Lalu bagaimana cara orangtua untuk mengenali gangguan ADHD pada anak? Secara umum, anak mudah terganggu dengan gerakan atau suara yang tidak relevan. Anak tidak mampu memberi perhatian pada detil dan cenderung ceroboh. Selain itu, anak kurang mampu mengikuti instruksi dengan tuntas dan tepat. 

Apa lagi? Anak sering kali menghilangkan atau tidak mampu mengingat benda-benda kecil, seperti mainan, pensil, buku, atau benda penting lain. Jika beberapa ciri tersebut terlihat pada anak dan perilakunya berbeda dengan anak lain seusianya, sebaiknya dibawa ke ahli. 

ADHD sulit dikenali pada anak usia kurang dari 3 tahun. Meski begitu, pada usia-usia awal, gejala yang bisa terlihat adalah ia memiliki temperamen yang sulit, menunjukkan aktivitas berlebih, pola tidur buruk, iritabel, sulit untuk ditenangkan (saat menangis), serta kemampuan mengontrol diri lebih lambat terbentuk. Kebanyakan dari anak-anak yang mengalami gangguan ini adalah anak-anak berjenis kelamin laki-laki.

Di masa sekolah, anak terlihat lebih rentan terhadap masalah akademis, perkembangan kemampuan mengendalikan diri lebih lambat daripada teman sebaya, dan juga masalah dengan perhatian terhadap detil. Anak menunjukkan toleransi terhadap frustrasi yang  rendah. Tampak ingin cepat selesai, tidak tekun dan kecenderungan untuk mengalami kecelakaan dalam perilaku.

Penelitian menunjukkan, beberapa penyebab ADHD adalah kelainan pada struktur otak (aktivitas pada lobus temporal yang lebih kecil dan masalah neurotransmitter) dan genetik (50% anak ADHD memiliki orang tua dengan masalah yang sama).

Setelah mengetahui gangguan ADHD pada anak, maka orangtua wajib melakukan terapi perilaku pada anak. Hal ini sangat bermanfaat pada anak agar gangguan ADHD bisa dihilangkan sebelum anak tumbuh ke usia remaja. American Academy of Pediatrics menempatkan terapi perilaku sebagai pilihan utama untuk menangani kasus ADHD sebelum penggunaan terapi obat-obatan. Terapi tingkah laku tersebut perlu dilakukan secara terus-menerus dan konsisten. Peran orang tua dan guru sekolah menjadi penting dalam hal ini.
Salah satu bentuk terapi tingkah laku adalah dengan memberi penghargaan apabila si anak mampu berperilaku sesuai harapan. Contohnya, membuatkan makanan kesukaannya jika berhasil belajar di meja selama 30 menit. Metode untuk berkomunikasi dengan anak juga perlu diperhatikan, gunakan kalimat yang sederhana dan jelas, seperti: “Sekarang belajar dulu ya” daripada “Kenapa kamu tidak belajar?”. Rasa aman sangat penting bagi anak dengan masalah ADHD.
Solusi terakhir untuk kasus ADHD yang sudah cukup berat adalah dengan terapi yang menggunakan obat-obatan. Obat-obatan digunakan sebagai stimulan untuk menyeimbangkan beberapa neurotransmitter dalam otak, tentunya atas konsultasi dokter spesialis kesehatan jiwa. Pengobatan memang diketahui membantu menghasilkan hasil terapi yang lebih baik. Namun, perlu diketahui karena sifatnya sebagai stimulan, sejumlah efek samping dapat terjadi, seperti mulut kering, radang hati, mengantuk, dan halusinasi.

0 komentar: